Hubungan Daya Turbin Angin Berbentuk Propeller5 Blade Terhadap Beban Tower Penyangganya | Author : Wardoyo | Abstract | Full Text | Abstract :Penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan (Green Energy) merupakan topik utama yang mulai banyak dibahas dewasa ini. Fenomena ini disebabkan oleh semakin sedikitnya sumber energi fosil yang menuntutmanusia mencari sumber-sumber energi baru dan terbarukan untuk menggantikan energi konvensional tersebut. Salah satu sumber energi yang berkembang saat ini ialah energi angin, yang mulai dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik ataupun mengkonversinya ke energi mekanik untuk keperluan lain. Salah satu alat yang digunakan untuk memanfaatkan energi angin adalah turbin angin. Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin. Semakin besar daya yang dihasilkan turbin maka akan dibutuhkan tower turbin yang mampu menerima beban yang besar. Jumlah beban pada tower turbin ini dibutuhkan sebagai referensi untuk mendesain konstruksi tower turbin angin.Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara daya yang dihasilkan turbin angin dengan beban momen lengkung yang diterima tower turbin. Daya turbin diperoleh dari gaya lift pada propeller yang dilewati angin, sementara beban yang diterima tower turbin diperoleh dari gaya drag pada propeller yang dilalui angin. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan variasi kecepatan udara 5 – 8 meter/detik, momen lengkung yang diterima oleh tiang penyangga turbin angin hanya sebesar 30,13% dari momen puntir yang dihasilkan turbin. Pada kecepatan udara 5 m/s, torsi pada poros 70,899 Nm, momen lengkung tiang penyangga 21,358 Nm, sementara pada kecepatan udara 8 m/s torsi pada poros 181,501 Nm, momen lengkung tiang penyangga 54,678 Nm. |
| EVALUASI KARAKTERISTIK UNJUK KERJA DAN EMISI AKIBAT PENINGKATAN VOLUME SILINDER PADA MESIN EMPAT LANGKAH DENGAN BORE UP DAN STROKE UP | Author : Priyambodo N.A. Nugroho, Efraim P. Setyayudha | Abstract | Full Text | Abstract :Motor bensin empat langkah berkapasitas 135 cc dapat bersaing dalam ajang kompetisi balap seperti Indoprix 150 cc dengan meningkatkan kapasitas volume silinder. Cara untuk meningkatkan kapasitas volume silinder diantaranya bore upyaitu memasang piston dan silinder yang berdiameter lebih besar, serta stroke upatau mengubah posisi Titik Mati Atas dan Titik Mati Bawah sehingga langkah piston lebih panjang.Setelah dilakukan modifikasi, terjadi perbaikan unjuk kerja yaitu torsi, tenaga, kompresi serta emisi gas buang bila dibandingkan dengan standar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan tenaga dan torsi terbesar terjadi pada modifikasi stroke up yaitu dari tenaga dari 11,6 HP menjadi 13,9 HP dan torsi 12 Nm meningkat menjadi 14,58 Nm. Pada modifikasi bore up terjadi pembakaran tidak sempurna yang terindikasi dari gumpalan kerak karbon pada kepala piston dan ujung busi meskipun terjadi peningkatan tenaga menjadi 12,6 HP dan peningkatan torsi menjadi 12,89 Nm. Emisi gas buang CO hanya terdeteksi pada modifikasi bore up, sementara pada kondisi standar dan modifikasi stroke up tidak terdeteksi adanya polutan CO. |
| PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN ELEKTRODIALISIS DAN OZON | Author : Ulvi Pri Astuti | Abstract | Full Text | Abstract :Electrodialysis (ED) merupakan teknologi yang hampir sama dengan RO tapi biaya investasi dan operasionalnya lebih rendah. ED berfungsi untuk meremoval TDS yang tinggi dalam air payau. Akan tetapi ED tidak difungsikan untuk meremoval mikroorganisme yang terdapat di air payau sehingga ditambahkan pengolahan menggunakan ozon sebagai desinfektan. Permasalahan yang akan dibahas dalam paper ini adalah menganalisis efektivitas kombinasi dari ED dan Ozon dalam pengolahan air payau menjadi air tawar. Dalam paper ini terdapat 3 variabel yaitu variabel debit dalam ED (0,67 L/jam, 0,17 L/jam, dan 0,13 L/jam), tegangan (6, 9, dan 12 V), dan waktu pemaparan ozon (5 menit dan Qreaktor). Variabel yang paling berpengaruh adalah waktu detensi ED. Semakin lama waktu detensinya maka menghasilkan kualitas air produk yang paling baik. Efektivitas kombinasi ED dan ozon dilihat dari variasi yang menghasilkan kualitas air terbaik dan konsumsi energinya tidak terlalu besar, sehingga didapatkan variasi yang efektif adalah variasi debit 0,13 L/jam pada tegangan 6 V dan lama waktu pemaparan ozon yaitu selama 5 menit |
| PENGARUH PENGGUNAAN BIOETHANOL SEBAGAI CAMPURAN BAHAN BAKAR PADA MESIN KENDARAAN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN KOMPOSISI 10%, 20%, 30%. | Author : Pratomo Setyadi | Abstract | Full Text | Abstract :Konsumsi energi, khususnya bahan bakar minyak di Indonesia terus meningkat. Hingga akhir 2015, diperkirakan konsumsi telah mencapai 1,189 juta barel per hari dan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi yang mencapai laju 1,6% per tahun. Saat ini konsumsi BBM terbanyak di Indonesia adalah di sektor transportasi.Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menunjukkan konsumsi bahan bakar bensin untuk transportasi di Indonesia memiliki kecenderungan untuk terus meningkat pada kurun waktu 2006 – 2016.Salah satu alat transportasi yang mengalami pertumbuhan sangat pesat adalah sepeda motor. Pertambahan jumlah sepeda motor di Daerah Khusus Ibukota Jakarta saja mencapai 1.200-1.300 unit perhari, atau 456.250 unit pertahun. Jumlah kendaraan sepeda motor hingga Oktober 2015 mencapai 7 juta.Selain itu data dari Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya jumlah mobil pribadi 2,5 juta, kendaraan angkutan 255.000.Ruang lingkup penelitian ini adalah menggunakan bahan bakar jenis bensin 88 dan bioethanol dengan komposisi 10%, 20%, 30% terhadap total volume bahan bakar, kendaraan uji adalah sepeda motor 4 tak, pengujian karakteristik sifat fisika kimia campuran bensin dan bioethanol, pengujian kinerja mesin pada chassis dynamometer.Kesimpulan dari penelitian ini adalah :Penambahan etanol ke dalam bensin 88 merubah sifat fisika kimia bensin : Meningkatkan angka oktan bahan bakar bensin 88, terjadi penurunan sifat distilasi T.50, kandungan oksigen meningkat yang dapat menyebabkan peningkatan kecenderungan terbentuknya deposit di ruang bakar, stabilitas atau ketahanan bahan bakar terhadap oksidasi menurun. Stabilitas sudah tidak memenuhi spesifikasi pada konsentrasi etanol > 10%. Pengaruh penambahan etanol terhadap kinerja bahan bakar :Tingkat emisi CO, CO2, partikulat hidrokarbon, dan NOx menurun. Semakin tinggi persentase etanol maka tingkat penurunan emisi semakin bagus: Emisi CO2 turun sebesar 21,05 %, Emisi CO turun sebesar 17,25 %, Emisi HC turun sebesar 14,78 %, Emisi Nox turun sebesar 9,55%.Di sisi peningkatan performa, terjadi perubahan : akselerasi mesin menurun hingga 4,57 % dibandingkan dengan bensin RON 88, daya akselerasi mesin menurun hingga 2,79 % dibandingkan dengan bensin RON 88.Konsumsi bahan bakar meningkat sebanding dengan peningkatan persentase etanol. Dibandingkan dengan bensin RON 88, konsumsi bahan bakar E-10 lebih rendah 3.55%. |
| GAYA TEKAN PAD REM TERHADAP DISK ROTOR PADA KENDARAAN MINI BUGGY | Author : Dadang Hafid | Abstract | Full Text | Abstract :Sistem sangat penting karena memiliki fungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Kendaraan tidak dapat berhenti apabila pengereman hanya dilakukan dengan pengereman mesin, kelemahan ini harus dikurangi agar dapat menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Kerja rem disebabkan adanya gaya gesek pad rem melawan sistem gerak putar piringan ( disc ).Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besaran gaya yang terjadi pada rem cakram untuk kendaraan mini buggi dengan analisis perhitungan dari komponen rem dengan pembebanan pedal 1kgf, 2kgf, 3kgf, 4kgf, 5kgf, 6kgf, 7kgf, 8kgf, 9kgf dan 10kgf. Besar diameter master silinder 19,20 mm, Yang berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidrolik, Diameter silinder cakram 32,95 mm dan perbandingan tuas pedal 3,01. menunjukan semakin besar pembebanan pedal rem maka gaya yang menekan master rem (Fk), gaya tekanan minyak rem (Pe), gaya yang menekan pad rem (Fp), dan gaya gesek pengereman (Fµ) akan semakin besar, sedangkan semakin besar gaya yang menekan pedal rem maka jarak waktu pengereman akan semakin kecil. |
| PENGARUH TEMPERATUR AGING TERHADAP TEMPERATUR TRANSFORMASI PADUAN Ti-50.7at.%Ni SHAPE MEMORY | Author : Kurnia Hastuti, Esah Hamzah, Jasmi Hashim | Abstract | Full Text | Abstract :Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur aging terhadap temperatur transformasi paduan Ti-50.7at%Ni. Temperatur transformasi menjadi sangat penting pada material paduan shape memory karena sifat superelastis dan shape memory hanya akan dihasilkan pada temperatur tertentu sehingga membatasi penggunaan material ini. Pada penelitian ini, material diberi perlakuan panas dengan cara solution treatment pada 900oC selama satu jam diikuti dengan pendinginan dalam air. Selanjutnya aging pada empat temperature yang berbeda yaitu 300oC, 400oC, 500oC dan 600oC. Temperature transformasi diamati dengan menggunakan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Hasil penelitian menunjukkan kehadiran B19' martensit dalam struktur mikro material as-received tidak dapat dijelaskan dengan hasil grafik DSC. Hal ini dimungkinkan karena masih adanya pengaruh rolling dingin pada saat proses pembuatan plat yang menyisakan kehadiran dislokasi di dalam material. Dislokasi ini menyebabkan martensit hadir pada temperature yang lebih tinggi dari seharusnya. Aging pada temperature yang bervariasi yaitu 300oC, 400oC, 500oC dan 600oC menyebabkan transformasi fasa dalam material Ti-50.7at.%Ni terjadi dalam dua tahap, yaitu B2 austenit bertransformasi menjadi fasa intermediate R, selanjutnya fasa ini akan bertransformasi menjadi B19' martensit. |
| Studi Awal Pembuatan Serbuk Tembaga Berstruktur Amorf | Author : Yunita Sari | Abstract | Full Text | Abstract :Serbuk logam umumnya diproduksi dengan proses atomisasi (sentrifugal, gas, atau air), elektrolisis, atau kimia. Logam umumnya memiliki struktur kristal (crystalline), agar dapat diperoleh serbuk logam berstruktur nonkristal atau amorf (amorphous) maka proses yang dipilih adalah reaksi kimia. Untuk memperoleh serbuk tembaga berstruktur amorf maka dilakukan reaksi antara larutan tembaga (II) sulfat (atau CuSO4) dengan logam seng (atau Zn) pada temperatur dan kecepatan agitasi yang relatif tinggi. Sedangkan untuk meningkatkan kemurnian logam tembaga (atau Cu) yang dihasilkan digunakan gas inert selama berlangsungnya reaksi kimia tersebut. Karakterisasi terhadap serbuk logam yang dihasilkan dilakukan dengan analisis menggunakan sinar x. Aplikasi logam amorf antara lain adalah sebagai material soft-magnetic dan aplikasi yang membutuhkan material amorf yang ketangguhannya lebih tinggi dibandingkan material amorf yang lain seperti keramik. Ini merupakan penelitian awal pembuatan serbuk tembaga berstruktur amorf, sebab untuk bisa memperoleh logam yang nonkristal (metallic glass/glassy metal) adalah hal yang sulit, bahkan untuk memperoleh serbuk logam yang kemurniannya cukup tinggi pun dengan proses ini bukanlah hal yang mudah. |
| Optimasi Letak Gate dan Temperatur Cetakan Terhadap Cacat Hasil Produk Outer Shell Helmet: Sebuah Studi Numerik | Author : Agung Premono, Ragil Sukarno, Ihsan Muazam | Abstract | Full Text | Abstract :Helmet merupakan salah satu alat keselamatan yang wajib digunakan oleh pengendara sepeda motor yang dihasilkan dari proses injection moulding. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dari proses injection moulding, diantaranya adalah temperatur cetakan dan letak gate. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui letak gate dan temperatur cetakan yang paling optimal dalam mereduksi cacat hasil produk outer shell helmet. Studi ini dilakukan dengan simulasi menggunakan Autodesk Inventor Mold Flow. Model yang digunakan adalah outer shell helmet dengan variasi tiga gate yang berbeda yaitu (1) gate didepan bagian bawah model, (2) gate disamping model, dan (3) gate dibelakang model. Dari setiap variasi gate diberikan tiga variasi temperatur yang berbeda yaitu 500C, 600C, dan 700C. Dengan variasi tersebut maka terdapat sembilan model yang disimulasikan dalam penelitian tersebut. Simulasi dilakukan untuk menemukan tiga jenis cacat yang sering timbul akibat letak gate dan temperatur cetakan yaitu: (1) sink mark; (2) short shot; dan (3) volumetric shrinkage. Hasil simulasi menunjukkan bahwa variasi parameter yang menghasilkan cacat paling sedikit model dengan letak gate yang berada disamping model dengan temperatur cetakan 500C. |
|
|